“MENYERAH! “ Kata ini datang saat jiwa ku lelah untuk
menghadapi hari – hari yang ku lalui. Hingga datang cahaya harapan yang memompa
diri untuk terus membuka mata dan tersenyum, bahwa aku mampu untuk lewati ini
meski akan terasa tidak mudah untuk di lalui .Masih kuingat seorang ukhti yang
berkata padaku, bahwa ia berharap hidupnya ingin banyak berkontribusi, bermanfaat
bagi orang di sekitarnya, memiliki pendidikan yang tinggi untuk terus belajar ,
terutama belajar tentang islam dan ia ingin memiliki patner yang akan
mengangkatnya dan menggenggamnya yang lemah ini untuk mengenal islam lebih
dalam dan bersama untuk menyatukan kekuatan berbagi untuk sesama, kemanfaatan
itulah yang selalu ia camkan di hidupnya dan terus belajar karena diri ini
tidak lepas dari khilaf dan salah kan.
Hari ini,langit mendung dan
guntur setia menemani petir , sebuah impian sederhana yang muncul dari
kesendirianku sore ini. Aku berharap aku bisa membuat sebuah pentas kecil
sederhana atau bahkan mungkin megah dan tersusun dengan apiknya, dan di sana anak dari pada orang tua
dengan berbagai usia bersedia tampil untuk mempersembahkan sebuah ungkapan
cintanya pada orang tuanya entah dengan apa saja, bernyanyi, puisi dan
persembahan cinta lainnya. Dan penonton setianya adalah para orang tua terutama
mereka .
Ini hadir , karena bagiku begitu banyak anak atau bahkan orang tua kadang lupa untuk mengungkapkan rasa
cintanya pada orang-orang yang pantas mereka cintai , yang hak dan halal untuk mereka cintai . sesungguhnya ungkapan cinta ini justru mampu menjadi suntikan semangat yang selalu bisa memopa diri untuk berusaha berjuang hidup di dunia dengan lebih baik lagi, agar akhirat yang di jelang juga lebih mantap mempertanggung jawabkan semuanya.
Remaja dan anak-anak menjadi sasaran ku untuk bisa mengungkapakan bahwa betapa berartinya peran orang tua bagi hidup mereka. Dan kenapa ini menjadi sasaran utama karena melihat para pemuda dan pemudi di umur sekian sudah banyak yang mengenal cinta, bahwa ini pun suatu yang fitrah dan mereka layak untuk mendapatkan kemana harusnya cinta-cinta itu mengarah dan bagaimana mengolah cinta itu di jalan yang halal, karena masa-masa ini adalah masa-masa mereka ingin tau dan mencoba segala hal dan yang terjadi mereka kebanyakan terperosok pada cinta semu yang membawa kemaksiatan dan penyesalan dalam.
Dan Orang tua menjadi pendidik
utama yang mengajarkan hal ini pada anak-anak mereka, mungkin tak mudah, tapi
ini amanah sekaligus tantangan bagaimana mengjarkan agama pada anak-anak
mereka, bagaimana orang tua menjadi tauladan bagai anak-anaknya dan ini menjadi
medan dakwah bagi ayah dan bunda dalam rumah syurga mereka
Aku berharap pentas sederhana
ini, bisa mengetuk hati ayah bunda dan anak dari keduaorang tuanya untuk bisa saling mencintai dan menyayangi.
Karena sendi-sendi ini sudah kurasakan hilang dalam ikatan keluarga, bahwa
mengungkapkan cinta dengan bahasa yang halus , berlaku lembut itu mulai hilang
padahal belaian lembut di kepala saja
itu bisa menjadi pengikat cinta terbaik anatara anak dan orang tua, bukankah
salah satu yang tidak akan terputus
sertelah kematian menjemput adalah doa , doa dari anak yang soleh. Ini
mengajarkan mereka tentang kasih sayang …