Sabtu, 25 November 2017

Aliran Rasa #Level 1

Saatnya Aliran Rasa.... ^_^ untuk tantangan di Level 1 

Setelah 10 hari menghadapi tantangan komunikasi produktif, rasanya banyak hal bisa dipelajari.
Pembelajaran yang menarik bagiku adalah aku belajar untuk mendengar dan memperhatikan, karena selama ini aku merasa bahwa aku hanya mendengar tapi kurang memperhatikan. Alhasil, banyak sekali informasi penting yang terlewat begitu saja, terutama saat aku mencoba membanung komunikasi di dalam keluarga ku sendiri. 

Tantangan yang menjadikan ini menarik juga adalah kita harus menuliskan obrolan kita, sehingga tanpa sadar kita mulai mencermati komunikasi itu lebih dalam lagi. Keuntungan dari mejalankan tantangan ini adalah aku mulai membuka diri dengan keluarga terutama adik bungsuku. Aku merasa ada hubungan yang mulai terjalin lagi, karena selama ini kami sama-sama jarang meluangkan waktu untuk bisa berkomunikasi dengan produktif, terlalu banyak aktifitas di luar rumah. 

Yuk coba lakukan tantangan ini ...
kalian pasti akan banyak belajar loh...
Srius deh... bahkan dua rius ... hehehehe 


#aliranrasaIIP
#gamelevel1



Sabtu, 18 November 2017

Mati Lampu #Hari ke Sepuluh

Tidak terasa hari ini terakhir untuk menghadapi tantangan komunikasi produktif. Yang menarik hari ini adalah karena mati lampu, kenapa mati lampu menjadi menarik? karena akhirnya kita punya waktu untuk berpisah dengan gedget dan bersua dengan sesama manusia lainnya. Ini yang terjadi, saat aku harus mengerjakan beberapa pekerjaan yang dateline hari ini juga, betapa riwehnya karena harus mati lampu.

Jumat, 17 November 2017

Guru #Hari ke Sembilan

Tantangan hari ini masih bersama beberapa teman. Ia adalah seorang guru dan baru saja ditempatkan disalah satu sekolah yang berada di kampung. Kami membuat janji temu disalah satu tempat makan, sambil menikmati hidangan yang telah dipesan ia banyak menceritakan tentang sekolah barunya di kampung tersebut.

Kamis, 16 November 2017

Faslitator #Hari ke Delapan

Hari ini sepertinya aku banyak bertemu dengan teman-teman yang penuh dedikasi dengan pekerjaan mereka. Pertemua diawal pagi dengan seorang teman yang selalu penuh semangat dan suka sekali bekerja bersama masyarakat ditingkat tapak.

Rabu, 15 November 2017

Sahabat #Hari ke Tujuh

Persahabatan itu seperti ikatan yang terhubung dengan misterius
Padahal pertemuan dan komunikasi terkadang bisa sangat jarang dilakukan
Tapi saat bertemu seakan hijab antra kita tak pernah ada
Kita bisa berbagi berbagai macam cerita dan seakan tak ada habisnya
Mulai dari yang seru, membahagiakan sampai yang menitihkan air mata 
Ikatan yang indah ini semoga selalu Allah SWT kuatkan dalam kemurnian hati

Senin, 13 November 2017

the Power of Emak-emak #Hari ke Enam

Tantangan Hari ke Enam

Setelah kemarin benar-benar dibuat panik sebab mama tiba-tiba jatuh sakit, sakitnya sampai membuat kami serumah kahwatir karena terlihat nyreri sekali dan membuat mama sampai muntah. Saat itu aku hanya berharap, sakit itu segera hilang atau dipindahkan saja ke aku. Sedih lihat mama meringis kesakitan seperti itu. :(

Alhamdulillah sekarang sudah mulai membaik, dan ceria lagi. Semoga mama selalu diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT. amiin... Love you Mom... ^_^ sehat-sehat ya.....

Kayanya bener banget kalau ada kalimat the power of emak-emak, yup setelah kemarin mengalami sakit yang hebat, sekarang sudah bisa gerak sana sini padahal belum sembuh benar. Akhirnya, aku izin dulu beberapa hari dari kantor untuk mengawasi kondisi mama dirumah, kahwatir kambuh lagi sakitnya dan tidak ada orang dirumah.

Suasananya sendu banget berduan dengan mama hari ini karena bertemankan suasan langit yang mendung dan turunnya hujan. Momen hangat kalau ditambah biskuit dan teh panas pasti mantap.... (Ekspektasi gue)... realitanya kami lagi berduan di kamar mama dan sibuk dengan aktivitas masing-masing hehehe mau tau ceritanya ? jadi gini...

Mama : Rul, carikan mama resep masakan dong ?
Anak   : (sibuk ngotak atik hp) ia ma sebenta ya ...
Mama  : rul... carikan dulu nah mama ni resep kue atau masakan
Anak   : ia ma...

lalu si anak dengan gerak melambat beranjank dari kasur dan mengambil leptop, dan berlabuh pada chef google untuk berselancar mencari berbagai menu-menu masakan. Matanya mama terlihat bersemangat saat aku mulai memperlihatkan resep-resep itu, karena mama belum lihai menggunakan lepotop akhirnya aku mengajarkan beberapa cara sederhana seperti cara melihat menu selanjutnya lalu cara mengarahakan ke atas dan bawah layar. Setelah itu beliau asik sendiri dengan dunianya bersama leptop dan menulis resep-resep buku catatan menunya.

Senang melihat mama kembali bersamanga seperti ini, menemukan kesukaannya. Sesekali mama bertanya padaku mengenai beberapa istilah di resep itu yang tidak ia mengerti, hahaha padahal aku juga ngak ngerti loh soal masak-memasak apa lagi bahan-bahannya hahaha akhirnya bertanya lagi pada chef google... hehehe

Dari sini aku belajar bagaimana asiknya meluangkan waktu untuk mengobrol santai dengan orang tua, dari hanya melihat-lihat resep di google, kami banyak berinteraksi dan kadang tertawa bersama karena melihat resep-resep yang menurut kami aneh atau bahkan kreatif . Meski sedehana tapi, rasanya ada kehangatan rumah yang selalu dirindukan.

Aku juga belajar untuk pelan-pelan menggunakan bahasa-bahasa sederhana terutama saat mengajarkan mamaku menggunakan leptop itu untuk mencari resep-resep. yuk belajar memahami orang tua kita lagi, jangan marah dan bersabarlah saat memberitahu mereka terutama tentang tekhnologi karena di zaman mereka dulu tidak ada tekhnologi seperti sekarang...

Yuk luangkan waktu kita untuk membersamai orang tua kita. Semoga Bapak dan Mama selalu Allah berikan Kesehatan dan Kekuartan dari Allah SWT. Amiin

#hari6
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



Senyummu #Hari ke Lima


Hi .... mau tidak mau ini baru bisa diposting hati ini karena jaringn ditempatku tidak bagus.
Hup aku mau bilang dari tantangan hari kelima ini, tidak banyak komunikasi yang aku lakukan dirumah. Namun, banyak hal menarik yang menghampiriku hari itu. Apa ya ?

Jadi setelah menjalankan tantangan ini, setidaknya aku merasa ada perubahan pola komunikasi yang lebih baik antara aku dan adik bungsuku. Malam ini, saat aku asik membaca buku dikamar dia masuk dan berbaring didekatku. Seperti biasa, karena kakaknya ini agak iseng muncullah ide buat menggoda si adik yang sedang berbaring santai sambil bermain hp

Kakak   : Hayooo... lagi liat apa itu ?
Adik     : Lagi baca webtoon kak...
Kakak   : Masa sih....
Adik     : Ia kak betul... (sambil melihatkan layar hpnya)
Kakak  : Oke ... oke ... habis senyumnya mencurigakan sih... hehe
Adik    : ih... kakak.... (dengan nada ngambek... tapi tetep senyum) hehehe

Godaan malam ini behasil dengan baik, karena perbincangan kami malam itu di bungkus dengan senyuman dan tawa lepas. Menuruku mungkin ini karena obrolan-obrolan kami selama beberapa hari ini, sehingga setidaknya kami bisa selangkah lebih dekat. ^_^

#hari5
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Minggu, 12 November 2017

Keluar Rumah #Hari ke Empat

Harusnya tantangan ini dilakukan kemarin, tapi karena sudah begitu lelah bekerja akhrinya tertidur lebih awal.

So jadinya kita lanjut hari ini ya, kali ini aku belajar mengenai cara merayu si adik untuk keluar rumah. Biasanya kalau sudah weekend gini kalau tidak ada aktifitas sekolah dia akan memilih stay dirumah, sebenarnya aku juga gitu sih memilih untuk bersam keluarga. Namun kali ini karena ada pekerjaan jadi mau tidak mau harus meeting, supaya lebih santai tempat meetingnya di cafe sambil nyemil hihihihi.

Pada waktu bersamaan dihari ini juga orang tua kami ada agenda silahturahmi ketempat saudara, dan jadilah kami berdua di rumah. Timbullah ide buat mengajak adikku ikut meeting, karena aku kahwatir meninggalkannya sendirian di rumah

Kakak    : Dek, kakak mau jalan nanti jam 11. Mau ketemu teman kakak di cafe, kamu mau ikut?
Adik       : Ngak ah
Kakak    : Yakin ni ngak mau ikut? Disana ada kucing yang lucu-lucu loh, terus ada wifinya jadi bisa      internetan juga

Lalu suasana jadi hening, kayanya dia sedang berpikir dengan info yang berikan mengenai tempat itu.

Kakak  : Serius mau sendirian dirumah, kakak kahwatir loh kalau kamu sendirian di rumah. Takutnya kakak lama nanti disana

Butuh waktu sekitar 3 menit akhirnya dia memberi respon

Adik       : Jauhkah tempatnya?, aku ngak mau kalau banyak orang.

Hehehe aku hanya diam, tak merespon balik. Namanya juga di cafe pasti ada aja orangnya. Aku hanya membiarkan dia berpikir sambil meyakinkan dia, apa dia yakin berani di tinggalkan sendiri. Akhirnya aku pun bersiap-siap, dan dia masih belum siap. Asli rasanya agak kesal tapi aku berusaha lebih tenang untuk mengingatkannya agar segera bersiap.(edisimenahanemosiitusesuatubanget)

Kurang lebih 15 menit aku menunggu dan membiarkannya berpikir, sambil menjelaskan padanya lagi alasan aku mengajaknya untuk pergi bersama. Finally, akhirnya dia pun pergi ke kamar dan bersiap, tapi kesabaranku diuji lagi karena saat mau pergi ke cafe hujan turun dengan sagat lebat dan akhirnya mau tidak mau harus menunggu sampai hujan reda.

So, apa yang aku pelajari dari komunikasi kali ini? Aku belajar meredam kebiasaanku yang kadang terkesan memaksa dan suka bernada tinggi. Karena yang aku hadapi adalah remaja yang saat ini emosinya juga belum stabil jadi ketika dapat tekanan responnya bisa macam-macam, dan menurut pengalamanku ujung-ujungnya bisa perang mulut di rumah. Hehehe… Menurutku sebaiknya jika menghadapi situasi seperti ini dan lawan bicara kita adalah remaja. Maka berikan penjelasan yang benar, beri dia waktu untuk berpikir  dan biarkan dia memutuskan. Kita hanya memberi masukan dan tanggapan kita dengan cara yang baik tanpa paksaan ya.

#hari4
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip




Jumat, 10 November 2017

Damainya Malam #Hari ke Tiga


Akhirnya malam ini bisa makan bareng bersama keluarga deh, setelah beberapa hari tenggelam dengan kesibukan diri sendiri. Makan malam adalah momen yang paling seru untuk ngobrol ringan bersama keluarga, tapi bukan soal itu yang akan aku ceritakan kali ini. Tapi yang akan aku bagi yaitu cerita keseruanku bersama adik manisku untuk menyiapkan makan malam.

Yup adikku ini termasuk yang agak susah soal makan, karena sangat pemilih soal lauk makan. Malam ini mama sudah masak ikan goreng untuk kami, tapi karena adikku tidak terlalu suka ikan akhirnya ia merengek padaku untuk dibuatkan makanan lagi. Maklumlah mama sekaligus koki handal kami, sedang kurang sehat, alhasil si adik mengadu pada kakaknya ini…
Adik : kak buatkan makanan nah ?
Kakak : Mau dibuatin apa? Mau telur goreng ngak ?
Adik : ia, terserah aja kak
Kakak : (tiba-tiba saja tersersit pikiran kangen makan mie goreng) mau mie goreng juga ngak ?
Adik : Boleh (dengan nada bersemangat, karena dia suka banget mie goreng)
Kakak : oke, sip

Tak seleng beberapa lama bapak kami sampai dirumah dengan membawa bungkusan makanan ( Heem pesta deh ni malam ceritanya ( L gagal diet….)). Karena saat itu masaknya belum selesai, aku pun meminta bantuan adikku untuk menyiapkan keperluan makan malam
Kakak : dek, tolong siapkan tempat makan ya…. piring dan nasinya … ^_^
Adik : ia kak

Tumben kali ini ngak pakai ribut atau pun bernada lagu rock, si adik langsung nurut dengan permintaan kakaknya ini. Setelah tugas itu selesai aku meminta ia melakukan hal laiinya seperti menyiapkan wadah air untuk cuci tangan, dan itu juga dikerjakan tampa membantah sedikitpun. Apa mungkin pengaruh lapar, jadi sudah tidak ada tenaga untuk perang dengan kakaknya ya hihihi.

Kedamaian ini juga masih belanjut sampai selesai makan malam bersama, biasanya kalau urusan simpun meyimpun setelah makan dia agak malas untuk terlibat. Aku juga agak malas meminta bantuannya (takut penolakan hehehehe), tapi karena kakanya ini iseng jadilah aku meminta bantuannya meski dengan nada agak berteriak karena dia agak jauh dariku
Kakak : dek, tolong bantuk kakak simpun makananya ya ?
 Krik… krik….Tidak ada sahutan darinya, tapi tak lama dia langsung mendekat dan menyimpun beberapa makanan yang aku minta ia simpun. Malam ini kami begitu damai ya…

Hal menarik yang saya dapatkan ditantangan hari ketiga yaitu menarik simpatinya dengan mengatur intonasi suara dan berusaha untuk ramah dan menggunkan kalimat ampuh yaitu “Tolong”, tanpa disadari saya juga menggunakan tirk keep information short & simple (KISS) yang menggunakan kalimat tunggal bukan majemuk untuk meminta bantuan ke adik saya .

Feedbacknya kondisi rumah terasa damai, karena tidak ada keributan dari sepasang kakak beradik malam ini. Rasanya seperti ada sikap menghargai satu dengan yang lain. Ingat, ucapkan juga terima kasih sambil tersenyum ya … karena itu penutup yang manis. Hehehe

Terima kasih adik manisku … ^_^
Semoga kita lebih banyak akurnya ya … Amiin

Love you … 

#hari3
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Kamis, 09 November 2017

Mendengarkan _ Hari kedua

Tantangan Hari Kedua ini aku lakukan bersama sahabat karibku.

Pagi itu ia datang kerumah dan obrolan pajang tak bisa terelakkan, maklumlah kalau perempuan ada aja yang dibicarakan. Lalu hal apa ya yang kami bicarakan hari itu? kami membahas mengenai pekerjaan karena kami pernah 1 tempat kerja, tapi sekarang sudah tidak lagi karena dia memilih untuk menjadi businesswomen yang keren.

Obrolan bersama dia pagi ini menarik, karena aku merasa mendapat pandangan dari sudut lain mengenai pekerjaanku saat ini. Dia banyak memberi masukan dan tantangan untuk mengambil langkah yang berani, kurang lebih seperti ini :

(Sahabatku): “Kalian itu harus berani mengambil tantangan, supaya kalian itu bisa bertahan dan mendapatkan kuntungan dari usaha ini. Tidak bisa hanya terus diam dan bersembunyi, harus jemput bola. Memang akan melelahkan, tapi hasilnya juga pasti memuaskan. Ayolah harus berani … rencankan dengan baik dan komitmen buat menjalankannya… Ngak bisa lagi berpangku tangan…”

Aku hanya manggut-manggut sambil mendengarkan dengan seksama. Aku belajar bahwa dalam komunikasi kita harus menjadi pendengar yang baik, bukan hanya mendengar tapi juga memahami maksud dari pembicaraan tersebut. Karena bisa saja banyak pelajaran, solusi atau ide keren yang bisa kita tangkap dari pembicaraan tersebut.

Dengan ini aku belajar mendengarkan, dan mengurangi menyela atau memotong pembicaraanya. Ya, aku berusaha menangkap pesan yang ia coba sampaikan dan selain itu ini bentuk menghargai lawan bicaraku. Ngak ada salahnyakan untuk mulai belajar mendengarkan, karena ini adalah bagian yang sangat penting dari sebuah komunikasi, apa lagi jika tujuannya mencari solusi dari tantangan yang kita hadapi. Tapi tetap kritis, agar informasi itu bisa kita pilah sesuai tempat dan kondisinya.

Yuk kita belajar mendengarkan dengan baik  ^_^

#hari2
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Rabu, 08 November 2017

Tantangan #1 Hari Pertama

Sepertinya malam ini kesempatan terbaik memulai 10 hari tantangan komunikasi produktif.
Yuk lancarkan jurus jitu untuk memulai obrolan…

Kali ini aku mencoba untuk membuka komunikasi dengan adik bungsuku yang manis. Mumpung dia sedang bersantai di ruang keluarga, obrolan dibuka dengan sedikit obrolan mengenai kegiataanya di sekolah. Tapi sepertinya topic itu kurang menarik di bahas jadi suasana sedikit “krik-krik”, obrolan dilanjut dengan beberapa koleksi film koreanya, tapi sama masih datar tanggapannya.

Tapi tidak lama setelah obrolan mengenai film korea koleksinya, dia sedikit membuka diri dengan bertanya “Kakak sudah nonton yang ini belum (sambil menujukkan layar leptonya)?

Aku pun mencoba menanggapi dengan semangat “sepertinya sudah deh, ceritanya yang ……..(terlalu panjang untuk dijelaskan hihihi )

Mendengar jawabanku, mukanya agak sedikit cemberut hehehe mungkin kecewa karena ternyata kakaknya sudah lebih dulu menonton itu hihihi

Tampanya adik bungsuku ini belum mau menyerah, akhirnya dia mendatangiku lagi “ kak kalau yang ini sudah nonoton belum…? “ dengan nada menyombong  

Aku melirik memperhatikan layar yang dia tujukan “belum deh kayaknya, serukah? yuk” ajakku
Akhirnya malam ini kami nonton bareng, sambil tertawa cekikikan ngak jelas di kamar karena filmnya lucu. Meski setelah itu dia terlelap lebih dulu…
Love You My Younger Sister
_  _ _

Ini ceritaku tantangan hari pertama
Kenapa memulai dari adik bungsuku?
Karena komunikasi diantara kami sangat terbatas, dia sibuk dengan kegiatannya di Sekolah dan aku ditempat kerja. Jadi, waktu bertemu hanya malam atau kalau lagi libur saja dan kadang lebih banyak ributnya dari pada damainya (maklumlah sama-sama anak perempuan dirumah hehehehe). So, aku ingin menantang diriku untuk bisa menjalankan tugasku sebagai kakak, dimulai dari komunikasi yang baik dengannya.
Hal menarik yang bisa aku pelajari dari tantangan H-1 adalah ketika memulai obrolan salah satu jurus jitu yang bisa dicoba adalah mengetahui apa topic yang menarik atau disukai oleh lawan bicara kita, supaya obrolan itu bisa lebih nyaman dan seru. Terutama jika lawan bicara kita lebih muda atau remaja, karena kita pernah menjadi remaja jadi sedikit-sedikit kita bisa menjadikan pengelaman itu untuk menemukan jurus jitu berkomunikasi dengan adik-adik kita.

SemangKa …… Semangat Kakak ^_^

#hari1
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Tantangan Level 1 Kelas BunSay #3

Level 1
TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF

Selamaaat, Anda memasuki game level 1, di kelas bunda sayang ini.
πŸŽ‰πŸŽ‰πŸŽ‰πŸŽŠπŸŽŠ

Yuuk kita ikuti tantangan bulan ini. Silahkan disimak baik-baik ya.

Berikut ini tantangannya:

KOMUNIKASI KELUARGAKU

A. Buatlah "family forum" ( forum keluarga) sebagai sarana komunikasi ala keluarga Anda.

B. Pilih salah satu dari keluarga Anda untuk melakukan tantangan komunikasi produktif bersama selama minimal 10 hari.

🎁 Bagi Anda yang belum menikah, silahkan pilih salah satu dari ayah, ibu, kakak, adik atau sahabat

🎁 Bagi anda yang sudah menikah, silahkan pilih dengan pasangan atau salah satu dari anak Anda.

C. Amati dan ceritakan dengan narasi pendek, disertai foto juga boleh.

Ceritakan ;

πŸ€Hal menarik apa saja yang Anda dapatkan dalam berkomunikasi dengannya hari ini?

πŸ€Perubahan apa yang Anda buat hari ini dalam berkomunikasi?

D. Waktu tantangan yang kami berikan dari tanggal 2-18 november 2017

❓bagaimana caranya❓

πŸ“Œ Anda WAJIB mengupload/menceritakan 10 hari dari 17 hari yg kami sediakan.

πŸ“Œ Silahkan posting di media sosial, blog atau google doc.

πŸ“Œ Setiap kali posting/upload gambar di media sosial, jangan lupa gunakan hastag:

#hari1 (sesuaikan hari tantangannya)
#gamelevel1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Atau label komunikasi produktif  bagi Anda yang mengaplod tulisan melalui blog

πŸ“Œ Copy link tulisan Anda ke : .....

πŸ“Œ Silahkan lihat real time  seluruh postingan Anda di ; ...

Ssttt... selain badge dasar kelulusan, ada tambahan bagde cantik loh, ini dia syaratnya ;

πŸ“Œ Bagi Anda yang berhasil menyelesaikan tantangan selama 10 hari, menyetorkan konsisten tanpa rapel atau loncat, akan mendapatkan tambahan badge cantik bertuliskan ;

You're Excellent
πŸ“Œ Bagi anda yang sudah menyelesaikan tantangan di level 1 ini dengan tepat waktu, setiap hari, tanpa rapel tanpa loncat (dilihat dari tanggal publish setoran link), kemudian melanjutkan praktek dan setorannya hingga minimal 15 hari berturut-turut, akan mendapatkan tambahan badge cantik bertuliskan:

Outstanding Performance



🎁 Untuk semua peserta yang berhasil menyelesaikan tantangan minimal 10 hari dari 17 hari yang disediakan, baik dirapel akan atau tidak, akan mendapatkan bagde dasar kelulusan game level 1 yang sudah disiapkan oleh para tim fasilitator bunda sayang.


Selamat berkreasi dalam membangun komunikasi bersama keluarga


Salam Ibu Profesional,


/Tim Bunda Sayang 2017/

Komunikasi Produktif

Institut Ibu Profesional

Materi Kelas Bunda Sayang Sesi #1


☘ KOMUNIKASI PRODUKTIF ☘


Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya. Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif,  agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan,  baik kepada diri sendiri,  kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.



πŸ‘©πŸ»‍πŸ’Ό KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRIπŸ‘©πŸ»‍πŸ’Ό


Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.


Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.


Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir


Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.


Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda


Kata Masalah gantilah dengan Tantangan


Kata Susah gantilah dengan Menarik


Kata Aku tidak tahu gantilah Ayo kita cari tahu


Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.


Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.



Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya


Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.


Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.



πŸ‘« KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN πŸ‘«


Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.


Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita, tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda, belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.


Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda dengan kita.


FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang. Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.


FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.


FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.


Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu, ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.



Komunikasi dilakukan untuk MEMBAGIKAN yang kutahu kepadamu, sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.


Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA


Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu, pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.


Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi MEMAKSAKAN pendapatku kepadamu, harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.


Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI; bila Nalar panjang - Emosi kecil; bila Nalar pendek - Emosi tinggi


Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.


Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.


Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi, dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.



Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi, jeda sejenak, redakan dulu ==> agar Nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.


Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya Nalar berada di titik terendahnya) sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana, tidak ada sesuatu yang dibagikan; yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.



Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi Anda dan pasangan:

1. Kaidah 2C: Clear and Clarify

Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan. Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.


Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.


2. Choose the Right Time

Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan. Anda yang paling tahu tentang hal ini. Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.


3. Kaidah 7-38-55

Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.


Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).


Anda tentu sudah paham mengenai hal ini. Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap? Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?


Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.


4. Intensity of Eye Contact

Pepatah mengatakan mata adalah jendela hati


Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi. Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.


5. Kaidah: I'm responsible for my communication results

Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.

Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia, cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.

Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan. Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.



πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§ KOMUNIKASI DENGAN ANAKπŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§


Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.


Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah meng copy


Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.


Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif. Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.


Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua, sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.


Bagaimana Caranya ?

a. Keep Information Short & Simple (KISS)

Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.


✅Kalimat Produktif :

“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya”  (biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)


b. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah

Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ? selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh


⛔Kalimat tidak produktif:

“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)


✅Kalimat Produktif :

“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)


Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda. Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut. Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.


c. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”


✅Kalimat produktif :

“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”



d. Fokus ke depan, bukan masa lalu

⛔Kalimat tidak produktif :

“Nilai matematikamu jelek sekali,Cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR. Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok. Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”


✅Kalimat produktif :

“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”



e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”

Otak kita akan bekerja sesuai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut. Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul, maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya. Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.



f. Fokus pada solusi bukan pada masalah

⛔Kalimat tidak produktif :

“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan, kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan, sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”


✅Kalimat produktif:

“ Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya, sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat. Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.



g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan

Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja. Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.


⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:

“Waah anak hebat, keren banget sih”


“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”


✅Pujian/Kritikan produktif:

“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”


“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”



h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman

⛔Kalimat Tidak Produktif:

“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur, siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”


✅Kalimat Produktif:

“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.



I. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi

⛔Kalimat tidak produktif :

“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?


✅Kalimat produktif :

“Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya  bahagia sekali di sekolah,  boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”



j. Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati

⛔Kalimat tidak produktif :

"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"


✅kalimat produktif :

“kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?”



k. Ganti perintah dengan pilihan

⛔kalimat tidak produktif :

“ Mandi sekarang ya kak!”


✅Kalimat produktif :

“Kak 30 menit  lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi,  baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat



Salam Ibu Profesional,



/Tim Fasilitator Bunda Sayang #3/



Sumber bacaan:

Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000


Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015


Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 2014


Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari