Rabu, 03 November 2010

dia

Dia masih terdiam disana, menatap langit yang berhias hamparan bintang, kulihat di matanya ada rindu yang tercipta, di bulan nan suci ini ia jalani dengan kesepian. Ia masih terus menengadahkan wajahnya kelangit, sambil menikmati senandung lantunan ayat-ayat suci dari masjid yang tak jauh dari rumahnya. Tak tersa waktu menunjukkan jam 12 malam, suara lantunan ayat suci pun tidak terdengar lagi, sang bulan pun mulai tertutup awan , namun ia masih asik bermain dengan khayalan masa lalunya. Ada dua butir air mata membasahi pipinya yang keriput, ia menghapusnya lalu tersenyum dan berdiri menutup jendelanya. Aku kasihan melihatnya, aku sadar betul bahwa ibu tua disamping rumahku itu kesepian, ia pasti rundu anak-anaknya yang telah pergi meninggalkaknya untuk mebina rumah tangga mereka masing-masing, apa lagi kini sang suami tercinta telah tiada, ia pasti kesepian. Aku berharap moga Allah selalu menjaga dan melindungunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar