Rabu, 11 April 2018

berkali ; part 7

Pelajaran yang marik hari ini adalah perjalanan seorang ibu. Mungkin kalian pernah baca seorang anak yang menghitung setiap pekerjaan rumah yang dia lakukan  dan meminta upah kepada ibunya, padahal apa yang dilakukan ibunya untuknya lebih dari apa yang ia lakukan untuk ibunya. Kisah yang penuh hikmah dan pelajar bagi kita yang kadang lupa kasih sayang orang tua.

Hari ini salah satu sahabat sedang berjuang melahirkan anak pertamanya, dari kemarin sudah terjadi kontraksi tapi sampai tadi pagi belum ada tanda-tanda akan proses persalinan. Mungkin karena sudah menunggu begitu lama, akhirnya diambil keputusan untuk operasi demi keselamatan ibu dan anak. Selama masa menunggu kabar, seorang temanku yang juga sudah merasakan beratnya melahirkan itu kembali mengenang pengalamannya melalui masa-masa melahirkan. 

Matanya berkaca-kaca saat menceritakannya bahkan ia sampai berkata rasanya ia akan mati saat itu, karena sakit yang tak tertahankan. Suami dan keluargalah yang menguatkannya, bahkan bidan saat itu juga ikut menenangkannya. Selain rasa sakit itu, ia juga mengenag hal lucu sekaligus mengharukan saat suaminya begitu sabar menghadapinya karena dia sempat menarik rambut bahkan sempat menarik baju suaminya sampai ada bagian yang robek. 

Ah aku jadi mengenang masa ibuku melahirkanku, mungkin kurang lebih itulah yang beliau rasakan karena aku adalah anak pertama. Aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya beliau saat itu, apa lagi aku lahir lebih awal dari hitungan normal yang bahasa medisnya aku adalah bayi prematur. Rasa sakit, kahwatir pasti menyergap perasaanya, begitu juga dengan bapak yang tak kalah kahwatirnya apalagi daerahku terpencil saat itu pasti minim fasilitas medis. Sulit aku membayangkannya ... 

Waktu yang ibu habiskan bersamaku semenjak aku dalam kandungan benar-benar tidak dapat terhitung kesabaran beliau merawatku sampai hari ini, bukan tentang tambahan atau kurangan, tapi ini selalu berbicara perkalian. Berkali-kali mungkin kita membuat beliau dalam kesulitan, tapi berkali-kali juga beliau siap memberikan kemudahan untuk kita, berkali-kali kita melakukan kesalahan padanya, berkali-kali juga beliau memafkan kita dan siap memeluk kita dalam dekapan hangat beliau. Entah akan jadi seperti apa aku jika tidak ada kasih sayang ibu dan bapakku. 

Rasanya belum banyak yang bisa aku berikan ke orang tuaku, padahal mereka sampai rela mempertaruhkan nyawanya untuk kehidupanku. Bapak meski tidak harus mengandung dan melahirkan, tapi kerja keras membanting tulang untuk menafkahi dan memberikan pendidikan yang layak untuk anaknya juga bukanlah hal yang mudah, memikul tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Semoga Allah SWT selalu menjaga Bapak dan Ibu, memberikan Rahmat dan Rohim-Nya dunia dan akhirat. Amiin 

 Alhamdulillah kabar bahagia itu datang pada kami sore tadi, operasi berjalan lancar ibu dan anak selamat dan sehat. Selamat datang nak ke dunia, semoga menjadi anak soleh yang membanggakan ibu dan bapak di dunia dan akhirat. Amiin

Alhamdulillah hi Robbil 'Alamin 

Thanks for Today 
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs





Tidak ada komentar:

Posting Komentar