Senja yang buram
Rintik hujan merapikan kenangan
Mata sipit tak mampu memandang padanya
Ia tersipu malu dan penuh kahwatir
Ia takut hatinya berdesir lagi
Maka ia buang jauh-jauh tatapan itu
Bibir hanya mampu terkatup rapat
Tanpa sepatah katapun yang keluar
Hanya senyum yang mampu terukir
Kemudian ia berlari ke pantai
Menikmati telapak kaki yang menyapa pasir putih
Lalu bermain bersama ombak dan hembusan angin
Hanya rasa yang tak mampu terucap
Karena cukup hanya di hati saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar